Home > coastal management, coral reef, terumbu karang, Uncategorized > KARANG ATAUKAH TERUMBU KARANG?

KARANG ATAUKAH TERUMBU KARANG?


Hingga saat ini, banyak akademisi di Indonesia yang menggunakan istilah karang dan terumbu karang secara salah. Dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya, memang negara Indonesia termasuk yang ketinggalan dalam penelitian dan publikasi tentang karang dan terumbu karang. Satu-satunya buku tentang karang di Indonesia yang sudah lama terbit adalah Coral of Batavia yang diterbitkan pada jaman Belanda. Sedangkan di negara ASEAN lainnya, misalnya Singapore, Thailand, Malaysia dan Phillipines, mareka punya buku tentang karang di negara mareka masing-masing sejak decade 1980-an. Buku tentang karang di Indonesia baru diterbitkan pada tahun 1996 yang ditulis oleh Dr. Suharsono.
Tetapi masalah yang sangat mendasar tertinggalnya ilmuwan karang Indonesia adalah pola berpikir kabanyakan orang Indonesia yang cenderung melihat keuntungan jangka pendek belaka. Mempelajari karang tidak akan langsung memberikan keuntungan ekonomi seperti halnya orang mempelajari ikan. Tetapi karang mempunyai peranan yang sangat penting dalam keberlajutan perikanan laut. Jika pola pikir semacam ini terus dipertahankan bukan mustahil jika ketika banyak mahasiswa dan ilmuwan mulai menyadari pentingnya karang dalam ekologi laut ataupun dalam ekonomi (pariwisata), Pada saat itu karang di Indonesia sudah rusak berat.
Kurangnya buku tentang karang di Indonesia dan sedikitnya mahasiswa Indonesia yang mau dan mampu membaca publikasi berbahasa Inggris membuat pemahaman orang Indonesia tentang karang sangat lemah. Salah satu kelemahan yang mendasar adalah kerancuan pemahaman tentang istilah-istilah yang memang sangat mirp satu dengan lainnya.

KARANG DAN TERUMBU KARANG
Di dalam pembicaraan sehari-hari karang biasa diartikan sebagai batu yang keras (rock). Di dalam istilah biologi laut, karang diartikan sebagai hewan invertebrata dari ordo Scleractinia (Cnidaria, Anthozoa) yang biasanya hidup sesil di dasar laut, yang dalam istilah bahasa Inggris disebut coral (lihat Gambar 1 dan 2). Sedangkan terumbu karang (coral reef) bagi peneliti Biologi mempunyai arti sebagai suatu ekosistem yang biasanya didominasi oleh komunitas karang, yaitu kelompok hewan sesil yang menghasilkan kapur. Sedangkan hewan-hewan lain yang hidup di dalam atau di sekitar terumbu karang disebut hewan terumbu karang (coral reef animal), misalnya cacing polycaheta, echinodermata dan crustacea.

Gambar 1. Karang Acropora


Gambar 2. Karang Acropora


Definisi terumbu karang sebagai ekosistem tersebut tidak netral karena tidak dapat digunakan oleh peneliti geologi. Bagi peneliti geologi terumbu karang adalah batuan sediment kalsium karbonat di dalam laut. Karena itu dibuatlah sebuah definisi terumbu karang yang netral. Terumbu karang didefinisikan sebagai batuan sediment kapur di dasar laut yang terbentuk dari proses biogenik. Berdasarkan definisi ini terumbu karang secara fisik berupa bukit berkapur di dalam laut dan benda-benda berkapur yang melekat di bukit tersebut (Gambar 3). Benda berkapur semacam itu terdiri atas kerangka karang mati dan kerangka karang yang masih hidup, sedimen-sedimen berkapur yang tersebar di dasar terumbu. Terumbu karang kadang disebut singkat saja sebagai terumbu (reef).

Gambar 3. Terumbu karang atau terumbu secara fisik.

Sesuai dengan namanya, ekosistem terumbu karang mempunyai komponen utama terumbu (reef) dan karang batu (coral). Karang batu memang merupakan bagian terpenting dari terumbu, tetapi karena dalam keadaan hidup dan sering diteliti secara terpisah sehingga kadang peneliti membedakan antara karang dari terumbunya. Terumbu (reef) merupakan struktur berkapur yang terdapat di perairan laut dangkal. Di dalam ekosistem termbu karang terdapat pula ikan-ikan terumbu, makroalgae, sponge, cumi-cumi, siput, kerang, cacing, bintang laut, dan sebagainya (Gambar 4).

Gambar 4. Ekosistem terumbu karang

Kadang-kadang ada penulis menyingkat sebutan terumbu karang (coral reef) menjadi hanya terumbu (reef) saja, tetapi menjadi sebuah kesalahan jika memperpendek dengan sebutan dengan karang (coral) saja. Kejadian tersebut sering membingungkan orang yang baru memahami istilah terumbu karang. Ikan-ikan yang hidup di terumbu karang disebut ikan-ikan terumbu karang (coral reef fishes) atau ikan-ikan terumbu (reef fishes). Penggunaan istilah ikan-ikan karang tidak dikenal di dalam publikasi standard.
Di dalam ekosistem terumbu karang, karang merupakan komponen yang utama sehingga baik buruknya kondisi suatu terumbu karang ditentukan oleh banyak sedikitnya kelimpahan karang. Jika dianalogkan dengan ekosistem hutan, karang berperan sebagai pohon-pohon yang tumbuh dibukit terumbu. Disamping sebagai tempat tinggal, tempat makan dan berlindung dari banyak hewan lain, karang juga berfungsi sebagai pencegah terjadinya erosi. Jika pohon menahan erosi dengan banyak menyerap air dan memperkuat ketahanan tanaah, maka karang meencegah erosi dengan banyak menimbun sedimen kapur yang meleekat di terumbu.

KARANG LUNAK VS KARANG BATU
Di dalam banyak publikasi tentang terumbu karang sering beberapa istilah lainnya, yaitu : karang batu dan karang lunak, karang hematipik dan karang ahermatipik. Karang batu dan karang lunak merupakan kelompok hewan yang berbeda dalam subklas. Karang batu termasuk dalam subklas Zoanthatiria, sedangkan karang lunak dalam subklas Octocoralia. Secara fisik antara karang batu dan karang lunak mudah dibedakan di dalam air. Karang batu keras karena mempunyai kerangka berkapur, sedangkan karang lunak tidak mempunyai kerangka sehingga tubuhnya bergerak-gerak oleh arus dan gelombang air.
Karang batu (ordo Scleractinia) terpisah dari karang lunak (ordo Acyonacea) pada tingkat subklas. Karang batu termasuk dalam dari subklas Zoantharia. Karang lunak termasuk dalam subklas Octocoralia. Jika peneliti membahas tentang ‘karang’, maka yang dimaksudkan adalah karang batu dari ordo Scleractinia, bukan ‘karang lunak’, bukan pula ‘terumbu karang’. Jika peneliti membahas tentang karang lunak, ia tidak pernah menggunakan kata ‘karang’ saja, melainkan ‘karang lunak’.
Karang lunak berada dalam satu subklas dengan karang ahermatipik, yaitu karang batu yang tidak mengandung zooxanthellae di dalam jaringan tubuhnya. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah karang biru dan karang merah. Karang batu yang masuk dalam ordo Scleractinia semuanya merupakan karang yang hermatipik. Adanya algae zooxanthellae membuat karang batu mendapatkan energi ekstra dari sumbangan algae sehingga umumnya tumbuh lebih cepat. Istilah karang jika digunakan secara tersendiri, biasanya mengacu pada istilah karang batu, atau karang yang menghasilkan kapur.

Sebagai suatu hewan karang memiliki sifat-sifat yang sangat istimewa. Banyak karakteristik karang yang tidak banyak dimiliki oleh hewan darat pada umumnya. Sebagian besar karang adalah hewan sesil yang tumbuh di substrat berkapur yang keras, yaitu terumbu. Mirip dengan layaknya tanaman yang tumbuh di suatu bukit. Karang mengandalkan fotosintesis dari algae di dalam jaringannya untuk tumbuh, sehingga karang selalu membutuhkan cahaya matahari yang terang sebagaimana tumbuhan. Di dalam proses reproduksi dan penyebaran larvanya, karang juga lebih mirip tumbuhan daripada hewan.

KARANG BATU DAN INVERTEBRATA KERABATNYA
Invertebrata yang tergabung dalam klas Anthozoa di bagi menjadi dua, yaitu Subklas Octocoralia yang mempunyai 8 tentakel dan 8 mesenteri, dan Subklas Zoantharia yang mempunyai tentakel dan mesenteri lebih dari 8. Di dalam bukunya, Barnes (1986) membagi Subklas Octocoralia menjadi 6 ordo, demikian juga Subklas Zoantharia terbagi dalam 6 ordo.
Keenam ordo dalam subklas Octocoralia adalah Stolonifera, Telestacea, Alcyonacea, Gorgonacea dan Pennatulacea. Di antara keenam ordo tersebut, jenis-jenis yang perlu diperhatikan di terumbu karang adalah karang merah atau karang pipa organ Tubipora, Clavularia (ordo Stolonifera); karang lunak Alcyonium, Sarcophyton, Lobophyton, dan Xenia (ordo Alcyonacea); karang biru Heliopora (ordo Helioporacea); karang gorgonia Gorgonia, Leptogorgia, Muricea (orgo Gorgonacea); serta pena laut Stylatula, Veretillum, dan Renila.
Subklas Zoantharia terdiri atas ordo Zoanthidea, Actiniaria, Scleractinia (Madreporaria), Corallimorpharia, Ceriantharia dan Antipatharia. Ordo Scleractinia meliputi semua jenis karang batu (hermatipik) misalnya Acropora, Fungia, Goniastrea, Montipora, Pocillopora, Porites. Ordo Actinaria meliputi kelompok anemon laut seeperti Metridium, Stichodactyla, Epiactis. Ordo Zoanthidae meliputri bermacam-macam hewan zoantid yang kurang dikenal orang, misalnya zoanthus, Palythoa, Epizoanthus.
Dari sistem klasifikasi tersebut, kelompok anemon dan zoanthid merupakan kerabat terdekat dari karang batu. Karang lunak, karang biru dan karang merah merupakan kelompok yang kekerabatannya lebih jauh karena berbeda subklas. Karang api Millepora (Ordo Milleporina) mempunyai kekerabatan yang paling jauh dengan karang batu. Karang api termasuk dalam Klas Hydrozoa (Filum Cnidaria), yang mempunyai fase medusa dalam siklus hidupnya. Karang merah, karang biru dan karang api biasanya dikelompokkan tersendiri sebagai karang non-scleractinia.

TERUMBU KARANG
Terumbu karang merupakan struktur fisik dari kalsium karbonat (berbahan kapur) di dalam laut yang berasal dari sedimentasi proses biogenik. Berdasarkan lokasi dan topografinya terumbu karang dibagi menjadi bermacam-macam tipe. Karena banyak ilmuwan menggunakan klasifikasi yang berbeda-beda, maka beberapa macam tipe seringkali saling tumpang tindih atau identik dengan lainnya. Di sini hanya empat tipe terumbu yang dibahas untuk menyederhanakan istilah-istilah penting.
1. Terumbu tepi (fringing reef). Terumbu tepi biasanya dianggap sebagai terumbu sederhana ynag tumbuh di tepi pulau. Terumbu tepi merupakan tipe terumbu karang yang paling banyak dijumpai di Indonesia, dan merupakan terumbu karang yang banyak dikunjungi wisatawan seperti di Bali, Lombok, Manado dan Banda.
2. Terumbu penghalang (barrier reef). Terumbu tipe ini tumbuh membatasi pulau dari lautan lepas. Contoh terumbu ini terdapat di selatan Pulau Buru dan selatan Teluk Tomini. Terumbu penghalang yang paling besar tumbuh di the Great Barrier Reefs, Australia, yang tumbuh di sepanjang landas kontinen pantai timur laut Queensland. Terumbu penghalang Sunda Besar (Great Sunda Barrier Reefs) tumbuh melindungi pantai tumur Kalimantan, dan merupakan yang terbesar di Indonesia. Terumbu penghalang yang besar biasanya terdiri atas banyak terumbu-terumbu kecil yang tidak bisa dibedakan dengan terumbu tepi.
3. Atol. Terumbu tipe atol biasanya berbentuk cincin atau tapal kuda jika dilihat dari atas. Atol bisa terjadi karena menurunnya permukaan batuan atau menaiknya permukaan air laut. Di tengah atol terdapat goba. Atol terbesar di Indonesia adalah Atol Taka Bonerate, Laut Flores. Di Kepulauan Tukang Besi, Laut Banda, banyak ditemukan atol-atol yang kecil, misalnya Atol Lintea, Atol Kaledupa, Atol Kapota, Atol Koka dan Atol Noname. Atol juga disebut sebagai pulau tinggi karena terumbu ini dikelilingi oleh laut yang dalam.
4. Taket dan gosong (shoal and coral cay). Taket dan gosong merupakan pulau yang rendah dan tersusun seluruhnya oleh sedimen biogenik (zat kapur dari karang dan biota lainnya). Istilah taket biasaanya digunakan untuk pulau yang hanya muncul ketika air laut sedang surut saja. Sedangkan istilah gosong biasanya digunakan untuk pulau pasir baik yang belum bervegetasi maupun yang sudah bervegetasi. Pulau rendah tipe taket dan gosong merupakan jenis pulau yang terbanyak jumlahnya di Indonesia.
Berdasarkan tipe komunitas dan topografi fisiknya suatu terumbu dibagi menjadi beberapa habitat, yaitu rataan terumbu (reef flat), gudus (reef crest), tubir (reef slope) dan goba (lagoon). Rataan terumbu merupakan bagian terumbu yang dangkal dan biasanya mempunyai topografi yang relatif rata. Pada terumbu tepi, rataan terumbu merupakan bagian dimana biasanya masyarakat mencari siput ketika air surut. Gudus merupakan ujung rataan terumbu yang tumbuh naik sebelum turun ke tubir. Gudus merupakan tempat terjadinya pemecahan ombak ketika pasang naik, dan terdedah ke udara ketika surut. Tubir merupakan bagian terumbu yang menurun ke bawah. Keterjalan tubir bervariasi dari sekitar 40-90°. Lagoon merupakan kolam yang dalam dan terlindung dari arus dan gelombang oleh rataan terumbu.

  1. rizka liana
    November 11, 2010 at 5:53 am

    salam kenal…

    saya rizka mahasiswa UNDIP..

    saya sedang membutuhkan informasi mengenai “zoanthids”
    mohon info nya…
    thx

  2. asro-ldc
    March 8, 2011 at 11:46 am

    assalamu alaikuum….

    sy mw mnta tolong,,
    sy lg susun proposal pnelitian tentang spons laut..
    dan sys lg cari literatur tentang spons..
    apakah bpak bs berikan info website tntang spons
    1. habitat
    2. siklus hidup

    mhon info secaptnya..

    trimakasih sebelumnya..
    wassalam..

    • March 17, 2011 at 7:12 am

      Sudah saya kirimkan yang ada di komputer saya.
      IB

  3. Deddy Isman Z
    March 28, 2012 at 3:54 am

    Ass.Wr.Wb.
    Saya deddy dari Lotim. Saya ingin mendapat informasi tentang ekosistem terumbu karang, padang lamun dan mangrove di Teluk Ekas. Apakah Bapak punya informasi tentang hal tsb atau dimana saya dapatkan.
    Terimakasih.
    Wass.

  4. doc
    December 22, 2013 at 6:17 pm

    Apa itu koral (Coral)? Apa artinya sama dengan terumbu ? Ataukah artinya soft coral ?

    Trims

    • January 20, 2014 at 3:31 am

      Coral atau koral tidak ada di dalam bahasa Indonesia. Jika diterjemahkan, coral=karang, reef=terumbu, hard coral=karang keras, soft coral=karang lunak.
      Salam,
      Imam

  5. March 7, 2014 at 8:32 am

    assalammu’alaikum wr.wb.. pak saya annisa mahasiswi di unram.. ada beberapa journal yang saya baca menggunakan istilah ikan karang.. saya sedang membuat judul proposal penelitian.. apakah sebaiknya saya menggunakan istilah ikan terumbu karang? terimakasih..

  6. Excel
    March 15, 2014 at 2:41 pm

    Assalamualaikum
    saya sedang mencari literatur ttg terumbu karang dari sumber2 yg valid seperti buku. Dapatkah Bapak membantu saya menemukannya?

  7. pee
    August 25, 2014 at 5:33 am

    It is a beautiful coral reef, should be conserved to maintain the balance of nature.

  8. Bangga
    September 6, 2014 at 11:18 am

    Pak saya mau melakukan penelitian tentang rumput laut apakah bpk bisa kasih info dimana cara mendapatkan rumput yg masih hidup sya di malang jawa timur

  9. Bangga
    September 6, 2014 at 11:20 am

    B4ngg4putr4@gmail.com ini alamat saya terima kasih

  10. moh rifki
    February 24, 2015 at 5:01 pm

    salam,,,
    pak sya mau tnyakan tentang kemampuan beradaptasi terumbu karang,,,bisa bantu utk pencarian referensi/linteraturnya,,untuk susun penelitian sya,,trimaksih sblumnya

    • March 16, 2015 at 2:48 am

      Terumbu karang adalah gundukan kapur di dalam laut. Dia benda mati sehingga tidak beradaptasi.

  11. May 12, 2016 at 12:29 am

    assalammu’alaikum wr.wb
    saya sedang melakukan penelitian tentang penggunaan limbah pecahan batu karang sebagai bahan penyusun beton, pecahan karang ini tersebar di wilayah daratan (tidak di dalam air laut) pesisir pantai selatan provinsi bengkulu, dan jumlahnya sangat banyak ukurannya bervariasi dari 1cm- 1mm, bahkan masyarakat disini menggunakannya sabagai bahan penyusun beton.
    saya ingin bertanya pak, apakah pecahan karang ini dapat dikategorikan sebagai limbah? apakah penggunaan pecahan karang ini bisa dibilang merusak ekosistem?
    saya bingung karena sedikit sekali jurnal atau ebook yang tersedia di media internet
    khususnya tentang pecahan karang ini.
    Terima kasih sebelumnya

    • February 26, 2017 at 2:40 am

      Watanabe,
      Wa alaikum salam wr wb.
      Tidak ada limbah pecahan batu karang. Sedimen kapur di pantai sebagian besar dari karang. Pengambilan karang mati di pantai akan mengurangi sedimen kapur (pecahan karang, pasir putih dan pasir halus putih) di pantai, sehingga pantai akan mengalami erosi. Singkatnya pengambilan karang atau pecahan karang akan merusak lingkungan pantai dan terumbu karang.
      Salam,
      Imam

  1. No trackbacks yet.

Leave a reply to moh rifki Cancel reply